Sabtu, 20 Mei 2017

Warga Belgia Kagum Kuliner Indonesia yang Kaya Rempah



Warga Belgia ternyata sudah akrab dengan berbagai kuliner Indonesia. Belgia yang terdiri dari tiga wilayah utama yaitu Flanders, Wallonia, dan Brussel sendiri sudah tak asing dengan berbagai kuliner Indonesia.  

Hanya saja pemahaman mereka soal makanan Indonesia sendiri masih berbeda-beda. Duta Besar RI untuk Belgia Yuri Octavian Thamrin mengungkapkan bahwa warga Belgia di wilayah Flanders lebih paham dan kenal dengan kuliner Indonesia dibanding warga di Wallonia.  

“Ini bisa dipahami karena kedekatan Flanders dengan Belanda, di mana masakan Indonesia sudah sangat dikenal di sana,” kata Yuri dalam surat elektroniknya dengan CNNIndonesia.com, Sabtu (20/5). 

“Akan tetapi, sebenarnya masyarakat Belgia (secara umum) menilai kuliner Indonesia sebagai sesuatu yang unik dan memikat karena mengungkapkan cita rasa bumbu khas Indonesia seperti pala, jahe, kencur, kunyit, kelapa, kemiri, cabai, gula aren, dan cengkih.” 

Sambutan hangat akan kuliner Indonesia di Belgia ini makin diperkuat dengan adanya beberapa restoran Indonesia di Belgia. Restoran Indonesia sudah ada di Brussel dan kota-kota di wilayah Flanders.  

Restoran dan warung Indonesia yang terdapat di Belgia antara lain Wok Indonesia Flagey di Brussel, Casa Batavia di Gent, Gado-gadi di Gent, Kartini di Antwerpen dan Tast’toe di Antwerpen.  

“Namun di Luksemburg belum ada restoran Indonesia, namun Hotel Le Place d’Armes yang berbintang lima telah menyelenggarakan festival masakan Indonesia di restoran utamanya,” ucapnya.  

“Chef kepala restoran tersebut, Mr. Fabrice Salvadir dari Perancis pernah tinggal di Indonesia dan istrinya orang Indonesia.” 

Pengembangan restoran Indonesia di Belgia ini juga didukung juga dengan adanya pasokan bumbu dan rempah di Belgia. Tak dimungkiri kalau masakan khas Indonesia yang menekankan bumbu ini menyebabkan perlunya ketersediaan pasok yang cukup termasuk ketersediaan juru masak yang mumpuni dan bertaraf internasional.  

Hal inilah yang masih belum banyak dimiliki di Belgia dibanding negara tetangganya. Rempah Indonesia ini banyak ditemukan di Belanda. Toko, distributor, dan penjual online rempah banyak ditemukan di Belanda, sehingga hal ini juga menjadi nilai lebih bagi pengembangan kuliner Indonesia di Belgia.  

Hanya saja tantangan besar masih mengadang makanan Indonesia di Belgia. Tantangannya adalah adanya pesaing-pesaing dari Asia lainnya. 

“Restoran makanan Thailand dan Vietnam merajai masakan Asia di Belgia karena menyajikan makanan dari berbagai kelas dari cepat saji sampai fine-dining. Keberadaan restoran Indonesia dengan cita rasa yang otentik dapat menjadi pesaing dan trademark tersendiri bagi upaya diplomasi kuliner Indonesia ke depannya.” 

Upaya KBRI majukan kuliner Indonesia 

Sebagai Perwakilan RI untuk Belgia, salah satu misi yang dilakukan KBRI adalah untuk mengembangkan kuliner Indonesia agar semakin dikenal publik dunia.  

KBRI mengklaim bahwa mereka sudah melakukan serangkaian kegiatan promosi kuliner Indonesia. Beberapa rangkaian promosi kuliner ini dilakukan lewat berbagai ajang seperti bazar, talkshow, holiday fair seminar, dan lainnya.  

Ada berbagai kegiatan reguler melalui pemutaran film Indonesia di perpustakaan ternama di Brussel ‘Muntpunt.’ Di sana disajikan snack tradisional Indonesia yang selalu menarik perhatian publik. Salah satunya adalah saat HUT RI-72 di Brussel, KBRI Brussel merrencanakan tema kuliner Indonesia. Dalam acara ini akan menyediakan berbagai sajian khas Indonesia yang ditampilkan secara tradisional di kaki lima. Resepsi ini digelar di awal September 2017.

“Tak dimungkiri kalau makanan juga menjadi salah satu penarik wisatawan berlibur ke suatu negara. Saat partisipasi Indonesia di pameran pariwisata Brussels Holiday Fair Februari lalu, KBRI menyelenggarakan kuis untuk mengetahui pemahaman publik mengenai menu khas Indonesia," katanya. 

"Umumnya pengunjung yang hadir menjawab nasi goreng dan sate sebagai menu favorit dan paling dikenal warga Belgia. Wisatawan asal Belgia setiap tahunnya tercatat kenaikan lebih dari 10 persen. Data BPS per akhir 2015 tercatat 38.193 orang dibanding pada tahun 2014 sebanyak 33.601 orang.” (sumber: cnn indonesia)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar