Ratusan kelompok kesenian Jawa Tengah mengikuti Festival Maerakaca 2017 yang dihelat sehari oleh PT PRPP (Pusat Rekreasi dan Promosi Pembangunan) Jateng, wahana hiburan dan wisata Jawa Tengah, Minggu (21/5). Hiburan rakyat itu dipamerkan dalam aksi dan performa yang dirangkai dalam satu kegiatan panggung yang apik, di area terbuka serbaguna depan miniatur Laut Jawa, komplek Maerakaca Semarang.
Komplek wisata pemprov Jateng yang khusus memamerkan 35 anjungan/rumah adat se Jateng itu penuh sesak. Lebih menarik lagi, sambil menonton kesenian Jawa pengunjung bisa menjajal tracking mangrove yang baru dibesut pengelola. Inilah spot baru yang mampu menghidupkan Maerakaca baru baru ini.
Festival kesenian ini menampilkan berbagai seni dan budaya. Seperti pertunjukan seni tari Jawa, kreasi modern serta dolanan anak yang terangkum dalam Kampung Bocah, hingga hiburan panggung musik modern. Inilah sukses tahun kedua menyusul sukses sebelumnya. Sejak pagi pukul 08.00 wib, area Maerakaca tampak disesaki ribuan warga. Mereka datang mengajak keluarga, teman, atau sahabat untuk melihat langsung “Maerakaca yang Baru”.
Grand Maerakaca yang kini telah bangkit kembali sebagai destinasi wisata dan edukasi anak muda memang patut dibanggakan. Kampung Bocah, sebuah venue yang dihadirkan panitia kerjasama Klub Merby Semarang menjadi pusat perhatian pengunjung khususnya yang membawa anaknya. Ragam dolanan (mainan) anak tempo dulu khas Semarang menjadi rebutan.
Di antaranya dakon, grobak sodor, lompat tali karet, Engklek, Petak Umpet, Setinan (main kelereng). Tak hanya itu. Pentas seni dan budaya yang dimainkan anak-anak juga menyedot pengunjung. Apalagi di sesi pertengahan tampil para musisi muda berbakat yang energik. Mereka menghibur pengunjung dalam balutan “Lomba Band Antar Kampung” yang beken disebut Band Tarkam.
Tempat Unggulan
Sukses festival yang dikemas ringan tersebut diakhiri sempurna oleh tampilnya Lookman & Jawaica, sebuah grup band Reegea yang mewakili hiburan modern segmen muda. Titah Listyorini, Direktur PT PRPP Jateng mengaku puas dan bangga. Grand Maerakaca sebagai salah satu venuenya, mampu bangkit kembali menjadi salah satu destinasi wisata lokal Semarang. Tidak hanya untuk segmen keluarga, namun juga menyedot perhatian generasi muda.
“Festival Maerakaca ini kami gelar sebagai puncak rangkain berbagai kegiatan yang sebelumnya pernah kami helat sebagai acara rutin setiap pekan pada semester pertama. Ternyata sambutan masyarakat sangat luar biasa,”katanya.
Dia berharap melalui kegiatan tersebut Grand Maerakaca bisa menjadi tempat unggulan wisata lokal paling tidak menjadi tuan rumah di kotanya sendiri. Sejak 2016 Grand Maerakaca terus berbenar. Selain membangun trackinf mangrove, juga pembenahan 35 anjungan (rumah adat Jawa) yang lenkap.
Siapapun bisa menikmati suasana rumah adat di 35 kabupaten/kota di Jateng itu. Bisa untuk menggali tradisu maupun foto foto bersama. Juga tengah dibangun Cafe Jembatan yang menyajikan kuliner khas Jateng. Muskik Malam Minggon (M2M), dan 45 unit perahu yang siap membawa pengunjung keliling danau di pinggir pantai tersebut.
Grand Maerakaca saat ini buka pukul 07.00 -10.00 wib, tiket hari biasa Rp 8000. Paket anak sekolah Rp 40.000 sudah naik perahu keliling anjungan. “Setelah tambah sopt baru kini kunjungan naik tiga kali lipat. Biasanya 300 orang hari biasa kini bisa 1400 orang,”jelas Titah.
Menpar Arief Yahya terus mendorong semua keunikan kegiatan-kegiatan di daerah. Itu akan menaikan atraksi yang membuat orang mau datang. “Selamat atas prnyelenggaraan Festival Maerakaca 2017, yang sudah mrnghebohkan Pusat Wisata Jawa Tengah di PRPP,” kata Arief Yahya. (sumber: suaramerdeka.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar