Sabtu, 22 April 2017
Melihat Jejak RA Kartini di Rembang
Meski terlahir dan besar di Kabupaten Jepara, nama Raden Ayu Kartini atau yang lebih dikenal dengan Raden Ajeng Kartini ternyata lebih banyak berkiprah di bumi Kabupaten Rembang.
Sejak dipersunting oleh Bupati Rembang Raden Adipati Aryo Singgih Joyodiningrat pada tahun 1903, Kartini yang kala itu berusia 24 tahun harus meninggalkan tanah kelahirannya Jepara dan mengikuti suaminya ke Rembang.
Dalam kehidupan rumah tangga dimana menyandang status bukan sebagai istri pertama membuat Kartini mulai giat menorehkan hobinya menulis lewat surat-suratnya tentang emansipasi wanita. Kepada sahabatnya pasangan suami istri warga Belanda, J.H Abendanon dan Rosita Manuela, Kartini tak henti-hentinya melakukan korespondensi mencurahkan isi hatinya dan bertukar pikiran.
Dalam beberapa suratnya yang saat ini tersimpan di Museum Kartini Rembang, banyak hal yang dirasakan Kartini sebagai kaum perempuan yang sejak kecil terbelenggu dengan kultur atau budaya feodalisme.
Betapa tidak, sejak lahir pada 21 April 1879, putri kelima pasangan Raden Adipati Aryo Sosroningrat dan Ngasirah ini seakan kehilangan masa anak-anak hingga remajanya. Oleh ayahnya yang kala itu menjabat sebagai Bupati Jepara, Kartini mengenyam pendidikan yang seadanya. Baru di saat usia 12 tahun, Kartini diijinkan orang tuanya untuk melanjutkan Sekolah Belanda sehingga yang kemudian merangsang cara dan pola pikirnya untuk menatap masa depan.
Sayangnya, pendidikan di Sekolah Belanda tak berlangsung lama karena Kartini sudah harus dipingit tak boleh keluar rumah oleh orang tuanya sesuai kultur dan budaya di jaman itu.
Tahun 1904, Kartini dalam usianya 25 tahun menghembuskan nafas terakhirnya 4 hari setelah melahirkan putra pertamanya yang diberi nama Raden Soesalit Joyo Adiningrat.
Oleh suaminya, Kartini dikebumikan di pemakaman keluarga di Desa Bulu Kecamatan Mantingan Kabupaten Rembang, yang kemudian menjadi satu kompleks dengan makam suami dan anaknya sendiri.
Banyaknya kiprah Kartini di Rembang ini membuat Pemerintah Kabupaten Rembang juga ingin memiliki sosok Kartini dengan dianggap sebagai Tokoh dan Pahlawan Rembang.
"Kami berkomunikasi dengan pihak keluarga meminta ijin agar Rembang juga ingin memiliki sosok Kartini sebagai Tokoh atau Pahlawan Rembang. Kami sadar Raden Ayu Kartini tidak terlalu lama ada di Rembang, hanya setahun, tapi jasad, roh, jiwa dan semangat beliau tertanam di Rembang", ungkap Bupati Rembang Abdul Azis kepada CNN Indonesia.com, beberapa waktu lalu.
Di Rembang sendiri, museum Kartini yang di Jalan Gatot Subroto merupakan bekas rumah Bupati Rembang yang menjadi tempat tinggal Kartini bersama suaminya Raden Adipati Aryo Singgih Joyodiningrat.
Di dalam museum ini terdapat sejumlah barang petilasan Kartini seperti meja dan kursi makan keluarga, mesin jahit yang dipakai Kartini, surat-surat yang ditulis Kartini serta foto-foto dirinya. Selain itu, juga ada foto sahabat Kartini, Rosita Manuela Abendanon, yang berjasa menyimpan surat-surat tulisan Kartini dan terinspirasi oleh pemikiran Kartini tentang emansipasi wanita. (sumber: CNN Indonesia)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar