Selasa, 20 Juni 2017

Inilah Panduan Berlibur di Korea Utara




Otto Wambier, mahasiswa asal Virginia, Amerika Serikat (AS) pernah merasakan pahitnya ditangkap militer Korea Utara (Korut) karena berusaha mencuri alat propaganda pemerintah saat menginap di hotel Yanggakdo Internasional, saat berada di negara tersebut akhir 2015 lalu.

Wambier kemudian divonis melanggar pasal subversi dengan hukuman 15 tahun kerja paksa oleh Mahkamah Agung Korut karena kesalahan yang dilakukannya tersebut. 

Beruntung, pada 13 Juni 2017, Wambier dibebaskan oleh pemerintahan Kim Jong Un dengan alasan kemanusiaan. Namun, pria 22 tahun tersebut dipulangkan kembali ke keluarganya dengan pesawat medis dalam keadaan koma.

Uniknya, kejadian nahas yang dialami Wambier dijadikan alat promosi paket wisata Korut yang ditawarkan Young Pioneers Tours, perusahaan travel asal Beijing, China.

Dikutip dari Fox News, perusahaan tersebut merupakan salah satu dari sedikit perusahaan yang diberikan izin oleh pemerintah Korut untuk menjual paket wisata di dalam negaranya yang tertutup kepada wisatawan asing.

Hollie McKay, wartawan Fox News melaporkan, tidak sulit bagi warga negara Amerika Serikat (AS) untuk memperoleh visa kunjungan ke Korut selama menjadi peserta tur yang dijual oleh agen-agen wisata berlisensi tadi. 

Namun, sebelum terbang menuju Pyongyang, calon wisatawan akan mendapat kelas khusus tata krama selama berada di negara komunis tersebut. Bukan hanya itu, setiap orang akan diberikan buku panduan berjudul 'Notes for Travelers' berisi 10 halaman yang harus dibaca dan diteken oleh pemegangnya.

Berikut adalah beberapa panduan yang harus dipatuhi wisatawan jika tidak ingin ditangkap oleh militer Korut seperti yang dialami Wambier dua tahun lalu.

1. Paspor

Saat mendarat di bandara internasional Pyongyang, paspor wisatawan akan distempel oleh otoritas imigrasi Korut. Paspor tersebut akan ditahan pihak imigrasi, dan baru dikembalikan saat orang tersebut meninggalkan Korut.

2. Penerangan jalan dan fasilitas umum

Wisatawan dianjurkan untuk membawa senter kecil di dalam tas, karena daerah di luar Pyongyang sering mengalami pemadaman listrik. Di Korut juga tidak ada toko yang menjual memory card kamera, sehingga optimalkan kapasitas penyimpan foto yang dimiliki.

Selain itu, fasilitas umum seperti toilet tidak semuanya dilengkapi dengan tisu atau sabun.

3. Bawa foto keluarga

Pemandu wisata yang merupakan warga lokal, memiliki rasa ingin tahu yang tinggi terhadap warga negara asing yang didampinginya. Mereka seringkali ingin mengenal lebih dekat wisatawan tersebut, sampai ke keluarganya. Selain membawa foto, para wisatawan juga diharap membawa buah tangan kecil dari negaranya untuk diberikan kepada supir dan pemandu wisata yang mendampingi.

4. Jangan bawa atribut AS

Ketika memasuki wilayah Korut, wisatawan dilarang membawa atribut apapun yang bercorak AS jika tidak ingin mendapat masalah dengan militer negara tersebut. Selain itu, atribut keagamaan juga terlarang untuk dibawa masuk ke negara tersebut.

5. Membungkuk di depan monumen Mansudae 

Wisatawan diwajibkan menjaga kesopanan bahkan jangan heran jika diminta untuk membungkuk di depan monumen The Grand Monument on Mansu Hill. Pasalnya monumen yang populer dengan sebutan Mansudae tersebut, berwujud dua patung perunggu raksasa Kim II Sung dan Kim Jong II, bekas dua pemimpin besar Korut.

"Jika Anda tidak bisa bertingkah sopan di beberapa titik dalam negara, maka kami anjurkan untuk tidak mengunjungi Korut," bunyi salah satu anjuran dalam buku panduan wisata Korut, dikutip Jumat (16/6).

6. Dilarang menggunakan mata uang lokal

Won, mata uang Korut terlarang bagi turis asing. Mereka disarankan berbelanja dengan menggunakan euro, dolar AS, atau renminbi China. Di dalam negara tersebut juga tidak bisa dijumpai mesin anjungan tunai mandiri (ATM), sehingga pastikan membawa uang yang cukup sebelum masuk ke Korut.

7. Rumah sakit dan restoran

Korut tidak memiliki fasilitas kesehatan yang memadai. Sehingga wisatawan diminta untuk membawa obat-obatan pribadi yang dibutuhkan. Negara tersebut juga bukan negara destinasi wisata kuliner, jadi wisatawan hanya bisa menyantap masakan tradisional.

8. Jaringan telepon

Telepon seluler diperbolehkan untuk dibawa masuk ke Korut. Namun tidak bisa eksis di media sosial, karena jaringan internet tidak diberikan untuk warga asing. Wisatawan hanya bisa melakukan dan menerima panggilan telepon dengan membeli kartu SIM lokal dengan tarif yang tinggi sekitar US$5 per menit.

9. Hati-hati mengambil foto

Wisatawan diminta untuk berhati-hati dalam mengambil foto. Objek-objek foto yang diambil tidak boleh mengandung unsur militer, kemiskinan, pertokoan dan perumahan. Selain itu, wisatawan tidak diizinkan mengambil foto setiap hari kecuali diizinkan oleh pemandu wisata.

Jika melanggar, siap-siap digiring militer Korut untuk keluar dari Pyongyang dan pemandu wisata yang mendampingi kelompok wisatawan tersebut dipastikan bakal menerima sanksi hukum yang berat.

10. Foto bukan untuk publikasi komersil

Wisatawan yang berlibur di Korut dilarang untuk menjual seluruh dokumentasi foto yang diambilnya kepada media massa. Namun, mereka diperbolehkan untuk mengunggahnya di media sosial atau blog pribadi. Jika ketahuan melanggar, maka hal tersebut bisa membahayakan wisatawan asal negara yang sama dengan penjual foto tersebut. Selain itu, perusahaan travel yang membawa masuk wisatawan itu juga bisa dicabut lisensinya. (sumber: CNN Indonesia)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar