Senin, 12 Juni 2017
Inilah Sejarah Bakcang, Makanan Asli Tiongkok
Pada umumnya makanan-makanan tradisional asal Tiongkok juga digemari oleh masyarakat Indonesia, salah satunya bakcang. Biasanya bakcang terbuat dari beras ketan dan diisi dengan daging. Selain diisi daging, bakcang juga biasanya diisi dengan sayuran-sayuan.
Bakcang sendiri memiliki bentuk asimetris dengan empat sudut. Kemudian bakcang dibungkus dengan daun mirip seperti lemper dan arem-arem. Bakcang juga mudah ditemukan di beberapa pasar yang tersebar di seluruh Indonesia.
Selain dijadikan panganan ringan, bakcang juga bisa menjadi santapan untuk berbuka puasa. Namun, tahukah Anda bagaimana asal mula bakcang ditemukan?
Sejarah Bakcang
Ternyata, bakcang ditemukan di Tiongkok pada masa Dinasti Zhou. Abednego Atmodjo selaku Ketua Panitia Bakcang Festival menceritakan bahwa pada masa Dinasti Zhou, ada seorang Perdana Menteri bernama Qu Yan yang sangat mencintai negaranya.
Qu Yan selalu memberikan nasihat kepada rajanya demi kemakmuran negaranya. Namun pada suatu ketika timbul perselisihan antara Raja Zhou dengan Qu Yan. Pada saat itu nasehat dari Qu Yan tidak didengar raja karena nasehatnya dianggap menyesatkan.
"Raja menolak nasehatnya karena ada isu dari keluarga kerajaan yang berkata bahwa Perdana Menteri ini berbohong," ujar Abednego kepada Metrotvnews.com pada Festival Bakcang yang bertajuk "Bakcang for You Safe with Love" di PIK Avenue, Jakarta Utara pada Minggu (12/6/17) malam lalu.
Lantaran Raja lebih percaya kepada keluarga, Qu Yan diusir dari Kerajaan. Mengeluarkan Qu Yan ternyata merupakan keputusan yang buruk. Sebab tidak lama setelah itu masa kejayaan Dinasti Zhou terus menurun karena diserang oleh musuh-musuhnya.
Qu Yan merasa kecewa dan sakit hati mendapat perlakuan tidak adil dari rajanya tersebut. Qu Yan juga merasa sedih karena melihat kerajaan tersebut runtuh. Dengan memendam kekecewaannya yang besar, ia menjatuhkan diri ke sungai Miluo sambil memeluk batu besar.
Saat mengetahui Qu Yan telah wafat, masyarakat yang sangat mencintainya memutuskan untuk membuat bakcang.
Ini dilakukan agar jenazahnya tidak dimakan oleh ikan dan makhluk lain yang hidup di sungai. "Mereka membuat bakcang, ketan nasi yang dibungkus lalu dilempar ke sungai agar hewan-hewan tersebut memakan bakcang daripada memakan jenazah Qu Yan," tutur Finalis Koko Cici Jakarta 2017 tersebut.
Sebagai salah satu makanan bersejarah, bakcang juga diperingati setiap tanggal 30 Mei yang dikenal sebagai 'Hari Bakcang.' Kini bakcang sudah menjamur hampir di seluruh wilayah Indonesia dan menjadi salah satu kuliner yang digemari.
Menurut Abednego, sebagian besar masyarakat Indonesia sudah mengenali bakcang khususnya di Jakarta. "Untuk Jakarta mungkin sebagian besar di Jakarta Barat dan Utara," katanya.
Sebagai Finalis Koko Cici Jakarta, melestarikan bakcang sebagai makanan tradisional merupakan tantangan tersendiri. Salah satu caranya adalah dengan memberikan edukasi kepada masyarakat dan belajar bagaimana membuat bakcang. "Melalui Festival ini juga bisa meningkatkan toleransi antar masyarakat Indonesia," pungkasnya. (sumber: metrotvnews.com)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar