Gunung Bromo di Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, tak hanya menjual pemandangan tiada duanya.
Warga Tengger yang menghuni lereng Bromo juga memiliki kuliner andalan yang nikmat dan menyehatkan. Apa itu? Nasi aron.
Nasi aron suku Tengger ini dari jagung putih yang ada di lahan lereng Bromo, mirip dengan nasi putih kebanyakan. Bedanya, nasi aron Tengger bikin kenyang tahan lama, tak cepat basi bahkan hingga seminggu, dan rasanya lebih gurih.
Sayangnya, nasi aron kini mulai ditinggalkan karena dianggap tidak praktis. Padahal, nasi aron adalah masakan khas yang selain gurih, juga bagus untuk kesehatan.
Warga yang sudah sepuh masih ada yang tetap membuatnya. Salah satunya Mbah Lamsia (70), warga Pedukuhan Seruni, Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura. Bagaimana membuatnya?
Menurut Lamsia, siapkan dulu bahan jagung putih yang panennya 4-5 bulan sekali. Jagung dipipil, terus ditumbuk sampai setengah halus dan direndam dalam air selama kurang lebih empat hari.
Setelah direndam, dijemur sampai kering. Pengeringan butuh waktu lama karena Sukapura bersuhu sejuk dan dingin.
Setelah kering, jagung ditumbuk lagi hingga halus dan disaring. Lantas, direbus setengah jam dan diangkat serta disiram dengan air panas serta diaroni. Selesai diaroni, direbus lagi tiga puluh menit lamanya hingga matang.
“Bentuk nasi aron bisa dibuat macam-macam sesuai selera pembuat. Kalau warga Tengger sukanya nasi aron dikepal. Disimpan dengan benar, bisa tahan seminggu. Enggak basi."
"Biasanya, penyajian nasi aron bersama dengan makanan pendamping lain seperti sayur daun ranti, tahu, campuran kentang dengan tahu, tempe, dan ikan laut,” ujar dia.
Menurut Lamsia, sambal terasi akan melengkapi nasi aron.
Camat Sukapura Yulius Christian mengatakan, supaya tidak punah, nasi aron sering disajikan kepada tamu, baik tamu kedinasan maupun keluarga dan relasi. Nasi aron bisa dijual ke wisatawan selain Bromo yang sudah terkenal.
Yulius menyebut campuran nasi aron yang gurih dan sayur daun ranti yang pahit mampu menurunkan kolestrol dan mengobati diabetes. Tak hanya itu, paduan nasi aron dengan sambal pedas dapat menahan lapar hingga berjam-jam.
"Pemkab berupaya dan membudayakan nasi aron di kalangan masyarakat Probolinggo. Salah satu caranya dengan menyajikan nasi aron ini pada tamu."
"Selain menjamu tamu dengan baik, nasi aron bisa dikenalkan kepada mereka. Agar lebih menarik, nasi aron kita lengkapi dengan sayur dan ikan laut dan asin, parutan kelapa, dan pelengkap lain,” ujarnya.
Menurut Yulius, nasi aron jarang tersedia di warung-warung. Oleh karena itu, pihak kecamatan bekerja sama dengan pihak perhotelan agar menyediakan nasi aron sebagai promosi dan pemasaran. Warung-warung kecil juga dirayu agar menjual nasi aron. (sumber: kompas.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar