Kamis, 23 Februari 2017

Wisata Swedia Tak Terpengaruh Pernyataan Donald Trump



 Saat hadir dalam sebuah acara di Florida pada Minggu (19/2), Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan bahwa telah terjadi serangan teror di Swedia. 

Tentu saja pernyataannya itu mengejutkan semua pihak, terutama penduduk Swedia, karena merasa tak ada hal yang mengerikan terjadi pada malam sebelumnya.

Kegusaran penduduk Swedia atas pernyataan Trump langsung membuat tagar #LastNightInSweden mendunia. 

Pernyataan negatif seperti itu tentu saja membuat was-was negara yang menjadikan sektor pariwisata sebagai salah satu penyokong perekonomiannya. 

Mereka tak ingin pernyataan seperti itu membuat wisatawan mancanegara (wisman) menjadi enggan berkunjung.

Selama ini, Swedia dikenal sebagai tujuan wisata kalangan yang gemar akan wisata sejarah, alam dan belanja. 

Walau tidak pesat, namun perkembangan industri pariwisatanya selalu tumbuh, seperti yang dikatakan oleh CEO Badan Pariwisata Swedia, Kristina Ösund, seperti yang dikutip dari The Local pada Januari kemarin. 

“Banyak wisatawan mancanegara yang memilih Swedia untuk berkunjung dibandingkan negara Nordik lainnya seperti Denmark, Norwegia, Islandia dan Finlandia,” kata Ösund. 

“Tahun lalu, sebanyak 13,9 juta wisman telah berkunjung. Jumlah tersebut meningkat sebanyak 3,1 persen dari 2015,” lanjutnya.

Dikutip dari Express pada Selasa (21/2), Direktur dari agen perjalanan wisata HolidayTravelWatch, Frank Brehany, mengatakan kalau Swedia merupakan negara dengan perkembangan industri pariwisata yang progesif dan tingkat keamanan yang tinggi. 

“Saya tidak akan pernah ragu untuk berkunjung ke sana, bahkan menurut saya, lebih banyak kawasan aman di sana dibandingkan ke AS,” kata Brehany.

Hal senada soal keamanan juga dikatakan oleh Sekretaris Perdagangan dan Promosi Kedutaan Besar Swedia di Indonesia, Robert Lejon.

Dalam sambungan telepon oleh CNNIndonesia.com pada Rabu (22/2), Leijon mengatakan kalau Swedia tetap aman untuk dikunjungi oleh wisman karena angka kriminalitas di negaranya menurun selama lebih dari satu dekade.

“Tahun 2015, kasus kriminalitas yang menimpa perorangan sejumlah 13,3 persen. Jumlah tersebut memang naik dari 2014, yang sejumlah 11,3 persen, Tapi jumlahnya sama dengan 2005,” kata Lejon mengutip data dari Swedish Crime Survey.

“Jadi, Swedia tetap aman untuk dikunjungi,” pungkasnya.

Di Stockholm, wisatawan bisa merasakan kehidupan ibukota yang modern tapi tetap sarat akan sejarah. Sedangkan di Gothenburg, kota pelabuhan, ada banyak pusat keriaan bagi pecinta seni budaya.

Selain 12 kota besar, terdapat juga beberapa kota kecil di sekitarnya yang wajib dikunjungi, seperti Gotland, Kullaberg, Kungsleden, dan Åre, yang menawarkan sensasi wisata alam. (CNN Indonesia)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar