Senin, 30 Januari 2017

Gudeg Bu Djuminten Yogya



Warung gudeg bu Djuminten ini berlokasi di daerah Kranggan, salah satu wilayah pecinan di Jogja, tepatnya di Jalan Asem Gede no. 4 / Jalan Kranggan no. 69 Jogja. Untuk mencari warung ini tidak sulit kok, walau agak sedikit masuk gang. Ancer-ancernya dari tugu Jogja ambil saja jalan ke utara, masuk saja gang pertama di sebelah kiri jalan arah ke pasar (arah ke barat), lurus sampai menemukan perempatan, lalu belok ke kanan lurus saja sampai menemukan perempatan lagi. Nah, warung gudeg Bu Djuminten ini terletak pas di pojokan perempatan jalan, bangunan warungnya memiliki warna cat yang khas yaitu warna hijau.
Gudeg yang dijual di warung Bu Djuminten ini termasuk gudeg basah. Untuk icip-icip kali ini saya memesan nasi gudeg+suwiran+telur. Ciri khas dari warung gudeg ini adalah campuran areh pada gudegnya yang manis gurih. Menurut saya rasa gudeg yang dicampur areh ini manis dan gurihnya pas. Keistimewaan lainnya adalah sambal goreng krecek untuk campuran  dalam sajian gudeg. Pedasnya tidak terlalu pedas dan juga masih ada tekstur sambal uleg di dalam penyajiannya. Entah ini disengaja atau tidak, biasanya sambel goreng krecek sudah tidak terlihat tekstur sambal ulegnya, namun di warung ini tekstur sambal ulegnya masih jelas terlihat. Suwiran ayamnya cukup gurih, telurnya juga tidak terlalu manis dalam pemberian bumbunya. 
Bagi Anda yang ingin membawa gudeg ini sebagai oleh-oleh juga disediakan gudeg dalam kemasan kendil serta kemasan kotak box. Gudeg ini  tidak membuka cabang di manapun di kota Jogja, hanya ada satu cabangnya di Jakarta. Bagi Anda yang gemar berburu gudeg, monggo mampir ke warung gudeg Bu Djuminten yang ada di sebelah barat pasar Kranggan ini untuk mencicipi gudeg arehnya yang manis legit

Kamis, 26 Januari 2017

Gudeg Permata Yogyakarta


Gudeg Permata Bu Pujo merupakan salah satu gudeg Jogja paling enak dan terkenal pilihan bagi masyarakat atau wisatawan di Jogja. Berdiri sejak tahun 1951 dan sekarang dikelola oleh anak-anak Bu Pujo. Pelanggan awal warung ini yaitu para penonton Bioskop Permata, meskipun bioskopnya sudah sepi namun warung gudeg ini tidak kehilangan penggemarnya. Lokasi dan alamat lengkapnya di Jl. Gadjah Mada, Yogyakarta, tepatnya di sebelah barat Gedung bioskop Permata, Kini bioskop sudah tak beroperasi.
Beroperasi mulai pukul 21.00 WIB hingga dini hari warung ini kerap dipadati pembeli yang ingin menikamti gudeg basah khas racikan keluarga bu Pujo yang rasanya dominan gurih, tidak terlalu manis dengan sambal krecek yang pedas ditemani air jeruk atau teh manis hangat.

Wisata Air Terjun Kegon di Jepang



TOKYO - Gemuruh air yang tumpah mendominasi pendengaran. Sesekali percikan air mengenai kulit. Indera penciuman dimanjakan oleh aroma khas hutan.
Semuanya berpadu membawa perasaan tenang kala menikmati Air Terjun Kegon, air terjun yang paling terkenal di Jepang.
Keindahan Air Terjun Kegon yang berada di Chuzenji, sisi timur kota Nikko, Jepang, itu terekam pada awal Desember 2016 lalu.
Jarak lokasi air terjun ini berada di Taman Nasional Nikko, sekitar 10 kilometer dari pusat kota Nikko dan bisa ditempuh dengan naik mobil atau bus selama 45 menit perjalanan.
Perjalanan dari Nikko terasa nyaman. Jalan beraspal mulus dan sepi kendaraan. Jalan berkelok naik ke pegunungan itu dikelilingi oleh pohon-pohon besar yang gundul di awal musim dingin.
Air terjun Kegon memiliki tinggi 97 meter dan lebar 7 meter. Ada dua tempat menarik untuk menikmati keindahan air terjun ini, yaitu dari ketinggian atau dari dasar air terjun.
Untuk melihat air terjun dari tempat yang tinggi, kita bisa berjalan sedikit dari tempat parkir. Sayangnya dari sini panorama air terjun sedikit terhalang dedaunan.
Sementara untuk menikmati air terjun dari bawah pengunjung dapat menggunakan lift khusus yang turun sampai 100 meter. Untuk memakai fasilitas ini kita harus membayar 500 yen.  
Lift tersebut dibangun dalam tanah. Keluar dari lift, kita bisa melanjutkan berjalan kaki melalui terowongan. Di ujung terowongan kita bisa puas memandangi air terjun dari tiga dek yang tersedia.
Derasnya air tampak jelas karena jaraknya mungkin tak lebih dari 100 meter.
Sejumlah air terjun yang lebih kecil terdapat di sisi kiri-kanan dan bagian belakang air terjun utama dengan air yang berasal dari celah bebatuan.
Keunikan dari Air Terjun Kegon adalah setiap musim memiliki keindahannya sendiri. Di musim gugur misalnya, warna pepohonan yang tumbuh di bebatuan sekeliling air terjun menjadi berwarna kemerahan dan kuning.
Di musim panas, pemandangan akan didominasi oleh warna hijau, sementara di musim dingin, air terjun akan membeku.
Tentunya suhu udara yang turun sampai minus nol derajat harus menjadi pertimbangan tersendiri saat akan berkunjung di musim dingin.
Nama Kegon konon diberikan oleh seorang biksu Buddha yang memberikan nama "Kegonkyo" yang berhubungan dengan agama Buddha.
Sebenarnya air terjun ini terhubung dengan Danau Chuzenji, malah merupakan "pintu keluar" dari air danau.
Air terjun ini tak cuma populer karena keindahannya, tapi juga disebut-sebut menjadi tempat favorit untuk bunuh diri. 
Kasus bunuh diri pertama yang tercatat di tempat ini adalah pelajar bernama Misao yang memilih mengakhiri hidupnya di bulan Mei tahun 1903. Sejak itu sudah ratusan orang yang mengikuti aksi Misao di tempat indah ini.
Untuk mencapai Air Terjun Kegon, KompasTravel menggunakan kereta Tobu Line dari Stasiun Akasuka Tokyo sampai ke Kinugawa Onsen dalam waktu 2 jam.
Dari sini kita bisa menggunakan bus Tobu yang memang memiliki rute khusus keliling tempat wisata dan situs warisan dunia di Nikko. (Tribunnews.com)

Sup Sirip Ikan Hiu: Kuliner Eksklusif Sejak Zaman Kekaisaran China



Sup sirip ikan hiu biasa dikenal sebagai hidangan untuk merayakan Imlek.
Sup dengan kuah kaldu yang juga biasa dikenal dengan sebut "Sup Hisit" itu disajikan juga bersama asparagus hingga bahkan udang.
Ternyata, sup sirip ikan hiu punya cerita yang berasal dari negeri asalnya sejak ratusan tahun yang lalu. Tepatnya, sup sirip ikan hiu berawal dari dinasti Zhou.
"Sejarah di Tiongkok banyak kerajaan-kerajaan. Sebenarnya sejarah ini ditarik balik ke dinasti Zhou, Song , dan Ming," kata Kepala Studi dan Penelitian Budaya Asosiasi Peranakan Tionghoa Indonesia, Aji "Chen" Bromokusumo dalam acara Diskusi Terbuka "Menghilangkan Hiu dari Menu" di Jakarta, Rabu (25/1/2017).
Pada masa-masa kerajaan China, sup sirip ikan hiu adalah salah satu hasil olahan yang kerap disajikan. Pada masa itu, orang kaya di China ingin menunjukkan gengsi dari jabatan yang diembannya.
"Secara budaya, tak ada arti khusus (dari sajian sup sirip ikan hiu). Secara kesehatan tak ada manfaat khusus. Karena bagi yang sanggup beli dan makan kala itu hanya kaisar. Ini sudah ada ratusan tahun yang lalu," jelas Chen kepada KompasTravel.
Ia mengatakan dahulu ada anggapan pada sajian makanan mencerminkan status sosial. Sirip ikan hiu sendiri adalah barang yang langka pada masa itu.
"Semakin langka ikannya, semakin menunjukkan status sosialnya," tambahnya. (Tribune News)

Perlukah Makan Sup Sirip Ikan Hiu di Saat Imlek



JAKARTA, - Jelang Libur Tahun Baru China atau biasa dikenal dengan Imlek, ada satu kuliner yang bisa ditemui seperti sup sirip ikan hiu. Sup yang dikenal dengan nama "Sup Hisit" disajikan dengan kuah kaldu dan disantap bersama keluarga maupun rekan.
Namun, hidangan dengan bahan utama dari ikan hiu punya beberapa akibat yang membahayakan tubuh manusia. Bahaya tersebut berasal dari kandungan merkuri yang ada pada ikan hiu.
"Kalau dari segi kesehatan, itu sudah banyak rilis dari IPB (Institut Pertanian Bogor) dan juga BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan). Memang merkuri ini dampaknya gak satu dua tahun tapi akan pasti kelihatan," jelas Koordinator Konservasi Ikan Hiu dari Lembaga World Fund Indonesia, Dwi Ariyoga Gautama kepada KompasTravel seusai acara Diskusi Terbuka "Menghilangkan Hiu dari Menu" di Jakarta, Rabu (25/1/2017).
Yoga mengatakan merkuri bisa menyebabkan kelainan saraf bagi pengonsumsi ikan hiu. Pada ibu hamil, lanjutnya, bayi kemungkinan bisa mengalami kelainan saat lahir.
"Hampir semua top predator seperti ikan hiu, itu punya kandungan merkuri," jelasnya.
Menurutnya, zat merkuri pada daging hiu merupakan akumulasi dari ikan-ikan kecil yang dikonsumsi. Ikan hiu sendiri adalah predator tertinggi dari ekosistem laut.
"Logam berat itu gak bisa dihilangkan. Diakumulasi bisa. Misalnya kita makan satu ikan kandungannya 0,01 mg tapi dari beberapa ikan. Tadi banyak ikan diakumulasi. Karena hiu itu berada di atas, jadi akumulasi logamnya tinggi," tambahnya.

Director Coral Triangle Program WWF Indonesia Wawan Ridwan mengatakan keberadaan ikan hiu berpengaruh pada ekosistem laut. Jika populasi ikan hiu berkurang, maka rantai makanan yang ada di bawahnya akan terganggu.
"Salah satu yang terjadi penelitian di Tasmania. Ketika pada saat itu mengambil ikan hiu tak terkendali. Dia di sana memakan gurita. Maka populasi gurita naik tajam. Di saat yang bersamaan banyak disadari lobster banyak hilang di sana karena gurita yang makan lobster banyak. Secara selektif kita harus memobilisasi untuk mengurangi dan menstop menu ikan hiu secara komersial," ujar Wawan dalam sambutan.

Sebagai predator di puncak rantai makanan, hiu berperan menjaga keseimbangan populasi ikan di laut. Bila ikan hiu punah, jumlah pemangsa di bawahnya akan melonjak tak terkendali dan menghabiskan mangsa di bawahnya.

Sementara Praktisi Kuliner William Wongso mengatakan sup sirip ikan hiu memang erat kaitannya dengan Imlek. Namun, ia mengatakan rasa nikmat dari sup sirip ikan hiu hanya berasal dari kuah kaldu. (Kompas.Com)

Rabu, 25 Januari 2017

Candi Banyunibo Prambanan


Candi Banyunibo (yang berarti 'air jatuh-menetes' dalam bahasa Jawa) adalah candi Budha yang berada tidak jauh dari Kraton Ratu Boko Prambananl Tepatnya di Dusun Cepit, Desa Bokoharjo, Kecamatan Prambanan, Sleman, Yogyakarta. Candi ini dibangun sekitar abad ke-9 pada zaman Kerajaan Mataram Kuno,  Pada bagian atas candi ini terdapat sebuah stupa sebagai penanda candi Buddha.
Bangunan Candi Banyunibo selain dekat dengan Kompleks RatuBoko juga tak jauh dengan candi Ijo dan Candi Barong. Bahkan di sekitar candi ini pun banyak dijumpai situs candi yang berserakan di beberapa dusun sekitarnya. Candi ini diketemukan dalam keadaan runtuh dan kemudian mulai digali dan diteliti pada tahun 1940-an.
Candi Banyunibo termasuk bangunan suci Buddha yang cukup kaya akan hiasan (ornamen). Hampir pada setiap bagian candi diisi oleh bermacam-macam hiasan dan relief, meskipun bagian yang satu dengan yang lain sering ditemukan motif hiasan yang sama.
Hiasan pada kaki candi. Dinding kaki candi Banyunibo masing-masing sisi dibagi menjadi beberapa bidang. Bidang tersebut kemudian diisi dengan pahatan berupa hiasan tumbuh-tumbuhan yang keluar dari pot bunga. Candi utama menghadap ke barat dan terletak di antara ladang tebu dan persawahan.
Dari puing-puing di sekitar, diperkirakan ada 6 buah candi perwara (candi pendamping) berbentuk stupa di sekeliling candi utama di sebelah selatan dan timur. Candi utama menghadap ke barat dan terletak di antara ladang dan persawahan. Sayangnya candi perwara ini tidak terbuat dari batu andesit melainkan batu putih yang mudah sekali aus. Di sebelah utara candi, terdapat tembok batu sepanjang 65 m membujur dari barat ke timur. Reruntuhan candi perwara berupa stupa diperkirakan berdiameter sekitar 5 m.

Akses untuk menuju Candi Banyunibo cukup mudah, dan lebih disarankan menggunakan kendaraan pribadi karena akses kendaraan umum masih sangat minim untuk menjangkau lokasi ini. Untuk menuju lokasi Candi Banyunibo ini, perjalanan dari kota Yogyakarta, ambil saja arah ke timur melalui jalan Jogja-Solo menuju Candi Prambanan. Sesampainya di pertigaan lampu merah sebelum Candi Prambanan, ambil ke kanan (arah selatan) menuju jalan Piyungan. Ikuti saja jalan tersebut hingga menemukan pertigaan kecil yang ada papan petunjuk arah ke Ratu Boko lalu belok ke kiri lurus melewati area persawahan. Jalan sudah beraspal. Sampai di perempatan yang cukup besar, terdapat papan petunjuk yang cukup besar, jika ke kiri ke Ratu Boko, ke kanan menuju  Candi Ijo  dan lurus menuju Candi Banyunibo.

Gudeg Mbarek Bu Hj Ahmad Yogyakarta



Gudeg MBarek Bu Hj Ahmad melupakan salah satu gudeg Jogja paling enak dan terkenal di Kota Yogyakarta. Terletak di sebelah utara fakultas kehutanan Universitas Gajah Mada, daerah selokan mataram. Lokasi dan alamat lengkapnya di Jl. Kaliurang Km. 4,5 (Utara UGM) Karangasem Kocoran Caturtunggal Depok Yogyakarta. Seperti halnya warung gudeg lainnya, warung Gudeg MBarek Bu Hj Ahmad ini menyajikan gudeg beserta teman-temannya dengan lengkap sekali seperti ayam, telor dan krecek. Tidak hanya makan di warung, Anda juga bisa membawa pulang gudeg tersebut dengan menggunakan besek ataupun poci. Harga yang lumayan murah membuat gudeg ini juga menjadi oleh-oleh pengunjung yang hendak makan ataupun membelinya sebagai buah tangan keluarga di rumah. Selain di Karangasem, Gudeg ini juga bisa didapat di pojok alun-alun utara Yogyakarta.

Candi Barong Prambanan



Di atas Bukit Batur Agung, di tenggara Keraton Ratu Boko, sebuah kompleks percandian berdiri, tempat petani memuja Dewa Wisnu dan Dewi Sri. Hiasan kala barong yang tersenyum di tiap sisi candi. Itulah sebabnya kompleks candi ini disebut Candi Barong.
Candi Barong adalah candi bercorak Hindu  yang terletak di tenggara Kompleks Ratu Boko Prambanan Sleman. Tepatnya di atas bukit di Dusun Candisari, Desa Sambirejo, Prambanan, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Candi ini diperkirakan dibangun pada sekitar abad ke-9 dan ke-10, sebagai peninggalan Kerajaan Medang periode Mataram
Posisi candi agak di bawah kompleks Ratu Boko, namun masih dalam sistem perbukitan yang sama, perbukitan Batur Agung, pada ketinggian 199 m di atas permukaan laut. Di sisi barat daya, di bawah bukit, terletak Candi Banyunibo  suatu bangunan Buddhis. Pada posisi tenggara candi ini, berjarak sekitar 2 km, terletak  Candi Ijo  Selain itu, terdapat pula di sekitarnya situs-situs arca Ganesha, Candi Miri, Candi Dawangsari, dan Candi Sumberwatu.
Kompleks candi ini memiliki pintu masuk di sebelah barat, lalu mengantar pada lahan berundak tiga. Teras pertama dan kedua sudah tidak ditemukan bangunan candi, meskipun terdapat sisa-sisa lantai atau umpak. Teras kedua merupakan area bukaan yang cukup luas. Sebelum memasuki teras tertinggi terdapat gerbang paduraksa kecil yang mengapit tangga naik.
Pada bagian teras tertinggi terdapat dua bangunan candi untuk pemujaan, diperkirakan kepada Dewa Wisnu dan Dewi Sri. Masing-masing candi ini mempunyai ukuran kira-kira 8,18 m × 8,18 m dengan tinggi 9,05 m.  Bangunan candi-candi utama ini tidak mempunyai pintu masuk, sehingga upacara pemujaan diperkirakan dilakukan di luar bangunan.
Pemujaan terhadap Wisnu merupakan keistimewaan kompleks candi ini. Umumnya, candi-candi Jawa Tengah memuja Dewa Syiwa  atau bersifat Syiwaistis. Selain itu struktur berundak, dengan pusat pemujaan terletak paling timur juga tidak umum bagi candi-candi dari masa Medang, yang biasanya bangunan utamanya berada di pusat kompleks. Hanya Candi Ijo yang memiliki karakteristik sama. Struktur berundak ini dianggap sebagai ekspresi asli Indonesia. Corak sinkretik juga tampak dari pemujaan terhadap Dewi Sri.
Namun sayang, tak ada arca, lingga ataupun yoni yang terlihat saat ini. Dewa Wisnu dan Dewi Sri dalam bentuk arca pun tak lagi tinggal di sini. Secara keseluruhan, bangunannya sederhana saja, tak ada relief-relief kisah pewayangan ataupun pahatan dewa dewi di sana sini. Namun, ketika menapaki satu persatu undakan menuju ke candi, kita akan merasakan sisa-sisa kejeniusan masyarakat lokal masa silam. Pelatarannya yang luas dan berada di atas bukit seolah memberi sedikit celah bagi tiap orang yang datang untuk menikmati luasnya cakrawala. Aktifitas para petani di sekitar candi ketika mengolah ladang dan sawah seakan menjelaskan alasan mengapa candi ini berdiri.

Ia dibangun menghadap ke barat, tempat di mana matahari menyudahi hari. Tak butuh waktu lama untuk mengelilingi keseluruhan bangunannya. Tapi menikmati pemandangan di sekelilingnya, tak mungkin cukup sebentar saja. Semakin sore, pemandangan di candi pun semakin indah. Matahari semakin bersahabat dan tak begitu menyengat. 

Selasa, 24 Januari 2017

Gudeg Yu Jum Yogya



Gudeg Jogja paling enak dan terkenal yang wajib dikunjungi pertama adalah Gudeg Yu Djum. Gudeg ini termasuk salah satu gudeg Jogja yang paling terkenal akan cita rasanya yang enak dan maknyus. Diteruskan secara turun menurun dan sekarang sudah generasi ke-empat. Gudeg Yu Djum menyajikan gudeg kering yang terkenal memiliki rasa yang gurih dan lezat, cocok untuk dijadikan oleh-oleh. Lokasi dan alamat warung Gudeg Yu Djum terletak di sentra gudeg Jalan Wijilan, jalan Kaliurang km.4 (sentra gudeg Barek) dan di jalan Adisucipto. Warung Gudeg Yu Djum juga memberikan kesempatan kepada wisatawan asing dan domestik untuk dapat langsung melihat proses pembuatan Gudeg, atau bahkan terlibat dalam proses pembuatannya.
Salah satu rahasia kegurihan gudeg Yu Djum adalah gudegnya dimasak di kompor model lama yang apinya dari kayu bakar. Sama dengan gudeg lainnya, Gudeg Yu Djum disajikan dengan krecek pedas, ayam dan telor bumbu gudeg, termasuk tahu dan tempe bacem. Gudeg Yu Djum disajikan diatas daun pisang. Harumnya sangat khas gudeg, gurih yang berasal dari santan ditambah aroma gula merah. Manisnya cocok di lidah orang yang bukan orang Jawa dan para turis. Ditambah ayam kampung dan telornya yang kuat dengan rasa bumbunya yang meresap. Kreceknya bertekstur kering seperti gudegnya. Sedikit pedas dan santannya juga tidak kental terasa dimulut. Kalau mau lebih pedas, cabe rawit rebusnya menambah cita rasa pedasnya.

Candi Ijo Prambanan



Candi Ijo dibangun sekitar abad ke-9, di sebuah bukit yang dikenal dengan Bukit Hijau atau Gumuk Ijo yang ketinggiannya sekitar 410 m di atas permukaan laut. Karena ketinggiannya, maka bukan saja bangunan candi yang bisa dinikmati tetapi juga pemandangan alam di bawahnya berupa teras-teras seperti di daerah pertanian dengan kemiringan yang curam. Meski bukan daerah yang subur, pemandangan alam di sekitar candi sangat indah untuk dinikmati.
Kompleks candi terdiri dari 17 struktur bangunan yang terbagi dalam 11 teras berundak. Teras pertama sekaligus halaman menuju pintu masuk merupakan teras berundak yang membujur dari barat ke timur. Bangunan pada teras ke-11 berupa pagar keliling, delapan buah lingga patok, empat bangunan yaitu candi utama, dan tiga candi perwara. Peletakan bangunan pada tiap teras didasarkan atas kesakralannya. Bangunan pada teras tertinggi adalah yang paling sakral.
Ragam bentuk seni rupa dijumpai sejak pintu masuk bangunan yang tergolong candi Hindu ini. Tepat di atas pintu masuk terdapat kala makara dengan motif kepala ganda dan beberapa atributnya. Motif kepala ganda dan atributnya yang juga bisa dijumpai pada candi Buddha menunjukkan bahwa candi itu adalah bentuk akulturasi kebudayaan Hindu dan Buddha. Beberapa candi yang memiliki motif kala makara serupa antara lain Ngawen, Plaosan dan Sari.
Ada pula arca yang menggambarkan sosok perempuan dan laki-laki yang melayang dan mengarah pada sisi tertentu. Sosok tersebut dapat mempunyai beberapa makna. Pertama, sebagai suwuk untuk mngusir roh jahat dan kedua sebagai lambang persatuan Dewa Siwa dan Dewi Uma. Persatuan tersebut dimaknai sebagai awal terciptanya alam semesta. Berbeda dengan arca di Candi Prambanan, corak naturalis pada arca di Candi Ijo tidak mengarah pada erotisme.
Menuju bangunan candi perwara di teras ke-11, terdapat sebuah tempat seperti bak tempat api pengorbanan (homa). Tepat di bagian atas tembok belakang bak tersebut terdapat lubang-lubang udara atau ventilasi berbentuk jajaran genjang dan segitiga. Adanya tempat api pengorbanan merupakan cermin masyarakat Hindu yang memuja Brahma. Tiga candi perwara menunjukkan penghormatan masyarakat pada Hindu Trimurti, yaitu Brahma, Siwa, dan Whisnu.
Salah satu karya yang menyimpan misteri adalah dua buah prasasti yang terletak di bangunan candi pada teras ke-9. Salah satu prasasti yang diberi kode F bertuliskan Guywan atau Bluyutan berarti pertapaan. Prasasti lain yang terbuat dari batu berukuran tinggi 14 cm dan tebal 9 cm memuat mantra-mantra yang diperkirakan berupa kutukan. Mantra tersebut ditulis sebanyak 16 kali dan diantaranya yang terbaca adalah "Om Sarwwawinasa, Sarwwawinasa." Bisa jadi, kedua prasasti tersebut erat dengan terjadinya peristiwa tertentu di Jawa saat itu. Apakah peristiwanya? Hingga kini belum terkuak.
Mengunjungi candi ini, anda bisa menjumpai pemandangan indah yang tak akan bisa dijumpai di candi lain. Bila menghadap ke arah barat dan memandang ke bawah, anda bisa melihat pesawat take off dan landing di Bandara Adisutjipto. Juga bisa melihat sunsite (matahari tenggelam) di sore hari,

Senin, 23 Januari 2017

Gudeg Sagan Yogya



Gudeg adalah salah satu makanan tradisional khas Jogja. Diolah dari buah nangka muda terbaik, gula merah asli, bumbu pilihan, dan dimasak menggunakan tungku kayu.
Gudeg basah merupakan ciri khas Gudeg Sagan. Gudeg ini tersaji dengan kuah santan kelapa (areh).
Krecek adalah sajian pelengkap gudeg. Merupakan olahan kulit sapi berkualitas yang diracik dengan rempah-rempah pilihan.

Minggu, 22 Januari 2017

Wisata Tebing Breksi Prambanan



Tempat wisata yang satu ini memang unik, karena mengedepankan tebing sebagai obyeknya. Tebing yang tampak bagai mahakarya seni raksasa ini diresmikan oleh Gubernur D.I Yogyakarta pada 30 Mei 2015.
Bersamaan dengan Tebing Breksi, diresmikan punya Tlatar Seneng, sebentuk area luas yang dilengkapi tempat duduk melingkar dilengkapi panggung bulat berdiameter kira-kira 15 meter.  Tlatar Seneng berada satu kawasan dengan Tebing Breksi dan difungsikan untuk tempat pertunjukan kesenian disana. Sekilas panggung ini mengingatkan kita pada Colosseum di Roma Italia.
Tebing breksi memang lebih banyak disukai bagi penikmat wisata khusus yang bersifat petualangan seperti misalnya panjat tebing, sepeda gunung atau fotografi. Banyak bagian dari tempat ini yang indah untuk dijadikan sebagai obyek foto. Foto pre wedding juga sangat cocok jika dilakukan di tempat ini.
Jika dilihat-lihat maka tempat ini mirip dengan Brown Canyon di Semarang atau bentuk mini dari Grand Canyon di Amerika Serikat. Mungkin dengan semangat yang sama maka dibukalah tempat ini menjadi obyek wisata.
Dari puncak tebingnya, kita dapat melihat lanskap Candi Prambanan, Candi Sojiwan, Candi Barong dan kemegahan Gunung Merapi bahkan kota Yogyakarta. Bagi Anda yang ingin mencapai puncak tebing tidak perlu khawatir repot, dikarenakan suda dibentuk anak tangga di sisi tebing menuju ke atas. Anak tangga di sisi tebing ini juga cantic untuk obyek berfoto.
Obyek wisata geo heritage ini bukan terbentuk secara alami, melainkan berasal dari bukit batu biasa yang menjelma akibat terkikis aktifitas penambangan bahan material bangunan oleh  warga sekitar selama bertahun-tahun lamanya sejak tahun 80-an dan menjadi sumber mata pencarian warga.
Setelah peneliti melakukan kajian terhadap lokasi ini, ditemukan kenyataan bahwa batuan kapur breksi yang ada di tempat itu adalah endapan abu vulkanik dari gunung api Purba Nglanggeran di Gunung Kidul. Dikarenakan hal tersebut, maka berarti kawasan ini termasuk dalam cagar budaya yang harus dilestarikan.
Rupanya larangan untuk melakukan penambangan tidak memutus semangat warga. Mereka mendapat ide untuk menjadikan kawasan ini sebagai salah satu obyek wisata setelah melihat keindahan guratan bekas galian yang ada.
Nama Breksi sendiri datang dari warga, mengikuti tren dimana nama bukit batu tempat wisata di Bali dan Bandung yang hasil potongannya mirip dengan tebing ini, disebut  dengan breksi. Karena itu lah, tebing ini dinamai Tebing breksi
Tebing Breksi berlokasi di Dusun Groyokan, Kelurahan Sambirejo, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta. Letaknya berdekatan dengan lokasi Candi Ijo, hanya kira-kira berjarak satu kilometer saja. Sehingga wisatawan yang bermaksud ke tempat ini, dapat sekaligus mengunjungi Candi Ijo.
Rute termudah menuju tempat ini adalah melalui Candi Prambanan. Dari sini, jarak yang harus Anda tempuh adalah sekitar tujuh kilometer. JIka sudah tiba di kawasan pasar Prambanan, silahkan pilih arah kanan menuju Piyungan.
Dari lokasi ini, tiga kilometer lagi akan sampai ke lokasi tujuan. Anda dapat mengambil jalur kiri jika menemukan pertigaan, dan hanya tinggal satu kilometer lagi tiba di Tebing Breksi. Sebagai informasi, kendaraan yang Anda pergunakan menuju tempat ini sebaikany dalam kondisi baik mengingat kondisi jalan yang menanjak dan tidak mulus.
Tidak ada tarif khusus yang diberlakukan di lokasi ini, Anda hanya perlu membayar Rp.2.000,00 untuk biaya parkir.

Sabtu, 21 Januari 2017

Gudeg Pawon Yogyakarta




Warung gudeng ini emang legendaris banget! Meski baru buka jam 10 malam, para pecinta gudeg sudah antre setengah jam sebelumnya. Tak heran karena rasa gudeg yang otentik sehingga selalu jadi daya tarik tersendiri bagi para pengunjung dalam kota maupun luar kota. Buktinya, gudeg yang terjual sudah habis dalam waktu 1-1,5 jam saja. Jadi, datanglah sebelum jam setengah 10 ke Jl. Janturan 36-38, Warungboto, Yogyakarta.

Inilah "Homestay" dan Desa Wisata Terbaik di Indonesia



SINGAPURA, - Beberapa pengelola desa wisata dan homestay mendapat penghargaan "ASEAN Award 2017" untuk kategori "Homestay" dan "Community Base Tourism (CBT)" tingkat Indonesia. Penghargaan itu diserahkan pada acara ASEAN Tourism Award 2017 di Hotel Pan Pacific, Singapura, Jumat (20/1/2017) sore.
Menteri Pariwisata Arief Yahya menyerahkan penghargaan tersebut kepada para pemenang di hadapan beberapa menteri pariwisata negara anggota ASEAN dan organisasi industri pariwisata di Asia Tenggara.
Penghargaan untuk lima homestay bertajuk "ASEAN Homestay Award 2017" diberikan kepada para pengelola homestay. Para pemenang kategori Homestay tingkat Indonesia antara lain:
- Suweden Homestay, Bali
- Homestay Bunga, Dieng Kulon, Jawa Tengah
- Homestay Adiluhung, Yogyakarta
- Homestay Suheri, Jawa Tengah
- Homestay Teratai 3, Cibuntu, Kuningan, Jawa Barat.
Sementara, untuk penghargaan community base tourism bertajuk "ASEAN CBT Award 2017". Penghargaan CBT diberikan kepada pengelola desa wisata yakni:
- Desa Wisata Nglanggeran, Gunung Kidul, Yogyakarta dengan perwakilan pengelola yaitu Sugeng Handoko
- Desa Wisata Dieng Kulon, Banjarnegara, Jawa Tengah, dengan perwakilan pengelola Alif Faozi
- Desa Wisata Panglipuran Bangli, Bali dengan perwakilan pengelola I Nengah Moneng.


Arief mengatakan tujuan dari penghargaan yang diterima Indonesia adalah sebagai bentuk apreasiasi untuk pariwisata berkualitas yang langsung melibatkan masyarakat. "Nanti akan dibuatkan standar (desa wisata dan homestay) ASEAN," kata Arief kepada KompasTravel seusai penghargaan tersebut.
Selain Indonesia, negara anggota ASEAN lainnya juga menerima penghargaan serupa. Adapun negara-negara yang hadir adalah Malaysia, Singapura, Thailand, Laos, Myanmar, Brunei Darussalam, Filipina, dan Kamboja.
ATF merupakan usaha regional untuk mempromosikan kawasan ASEAN sebagai satu destinasi wisata. Ajang tahunan ini melibatkan semua sektor industri pariwisata dari 10 negara anggota ASEAN yaitu Brunei Darussalam, Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam ditambah negara-negara di Asia yakni China, Jepang, India, dan Korea.
Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) dibentuk pada 8 Agustus 1967 di Bangkok, Thailand, oleh Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand. Kini anggota ASEAN termasuk pula Brunei Darussalam, Kamboja, Laos, Myanmar, dan Vietnam.
Tahun ini ASEAN merayakan ulang tahunnya yang ke-50. Untuk merayakannya, kementerian pariwisata dari 10 negara anggota ASEAN sepakat mengembangkan program pariwisata gabungan di bawah kampanye bertemakan "Visit ASEAN@50 : Golden Celebration".
Kampanye ini dimaksudkan sebagai perayaan 50 tahun ASEAN dan juga memandang ASEAN sebagai destinasi tunggal. Acara pre-launching kampanye tersebut dilakukan oleh para menteri pariwisata dari negara anggota ASEAN tahun lalu di ITB Berlin. (Kompas)