Jumat, 22 Desember 2017
Empat Destinasi Wisata Favorit di Yogya
Liburan akhir tahun kali ini, empat destinasi wisata di Yogyakarta diperkirakan akan diserbu wisatawan. Dari empat destinasi wisata tersebut, dua destinasi ada di Prambanan, Candi Prambanan dan Tebing Breksi.
Empat destinasi wisata yang menjadi favorit itu adalah Candi Borobudur, Candi Prambanan, Puncak Becici dan Tebing Breksi. Tiga destinasi yang disebut paling awal, tahun ini pernah dikunjungi mantan Presiden AS Barack Obama. Sedangkan Tebing Breksi merupakan destinasi wisata baru yang paling populer di Indonesia.
Salah satu yang paling tersohor adalah Candi Borobudur. Candi peninggalan Buddha yang terletak di Magelang, Jawa Tengah ini dapat ditempuh kurang lebih 60 menit dari pusat kota Yogyakarta menggunakan kendaraan bermotor.
Harga tiket masuk untuk wisatawan mancanegara yaitu 25 dolar AS dan wisatawan domestik sebesar Rp40.000. Harga tersebut berlaku untuk satu kali masuk ke salah satu candi per orang.
Satu yang tak kalah tersohor yakni Candi Prambanan. Candi yang telah ditetapkan UNESCO sebagai situs warisan dunia pada tahun 1991 selain Candi Borobudur ini merupakan candi Hindu.
Kompleks candi ini terletak di kecamatan Prambanan, Sleman dan kecamatan Prambanan, Klaten. Dari kota Yogyakarta, wisatawan harus menempuh perjalanan kurang lebih 20 menit menggunakan kendaraan bermotor. Adapun wisatawan bisa memanfaatkan sarana transportasi umum seperti Trans Yogya, dengan cukup membayar Rp3.500.
Tiket masuk ke candi Prambanan yakni sebesar Rp40.000 untuk wisatawan domestik, dan 180 dolar AS untuk wisawatan asing. Sedangkan tiket masuk bagi anak-anak yakni Rp20.000 per anak.
Selain wisata candi, Yogyakarta juga mempunyai wisata Tebing, yakni Breksi. Breksi menjadi objek penambangan material bangunan sejak tahun 1980-an oleh warga Desa Sambirejo, Prambanan, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Tebing Breksi kemudian berubah menjadi sebuah destinasi wisata sejak ditetapkan sebagai area geoheritage oleh Kementerian ESDM karena ditemukan bukti hamparan batu Tebing Breksi merupakan endapan abu vulkanik gunung api purba.
Berdasarkan pada hasil penelitian itulah, Tebing Breksi kemudian dilestarikan sebagai objek wisata. Warga sebagai pengelola menambah daya tariknya dengan menyediakan fasilitas panggung terbuka, stan kuliner, tempat ibadah, dan lapangan parkir. Ke depan, pengelola masih akan menambah jalur off road, taman tanaman buah, camping ground, dan lapangan outbond.
Salah satu yang tak kalah populer adalah wisata puncak Becici, sebuah kawasan hutan pinus yang berada di Dusun Gunung Cilik, Desa Gunung Muntuk, Dlingo, Bantul, Yogyakarta dan berjarak sekitar 30 Km dari pusat kota Yogyakarta. Seperti halnya Hutan Pinus Mangunan, Puncak Becici juga merupakan bagian dari Resort Pengelolaan Hutan (RPH) Mangunan.
Wisata puncak Becici sempat menjadi sorotan, karena dikunjungi oleh Presiden Amerika Serikat ke 44 Barack Obama beserta keluarganya saat berlibur ke Indonesia Juni 2017 lalu.
Dari puncak Becici, pengunjung dapat melihat keindahan Kota Yogyakarta dari ketinggian 380 mdpl.
Untuk menuju puncak Becici cukup mudah, yaitu dari kota Yogyakarta ke arah Jalan Imogiri Timur hingga sampai ke pertigaan Pasar Imogiri, dan bisa mengikuti arah menuju ke kebun buah Mangunan.
Objek wisata yang dibuka pada awal 2015 ini awalnya hanyalah kawasan hutan pinus yang dimanfaatkan oleh warga sekitar untuk mengambil getah pinus, namun seiring dengan banyaknya wisatawan yang berkunjung, akhirnya kawasan ini dibuka untuk umum, dan dilengkapi berbagai fasilitas seperti mushala, toilet, dan outbond.
Kawasan Puncak Becici memiliki hutan pinus seluas 4,4 hektare. Letak puncak Becici ini menghadap ke arah barat, sehingga pada sore hari pengunjung bisa menikmati sunset. Dari sini pula, pengunjung bisa melihat kecantikan Candi Prambanan bagian utara serta indahnya pantai selatan.
Pengunjung tidak perlu mengeluarkan banyak biaya untuk menikmati pemandangan di Puncak Becici. Cukup dengan membayar biaya parkir sebesar Rp2.000 untuk sepeda motor, Rp5.000 untuk mobil dan bus sebesar Rp.20.000 keindahan alam itu bisa dinikmati pengunjung. (bpp/tir)
Senin, 18 Desember 2017
Grab Layani Wisatawan di Candi Prambanan
Untuk memberi kenyamanan pada Mitra Grab dan pemakai platform aplikasinya, Grab juga terus melakukan pendekatan dengan berbagai pihak untuk meningkatkan layanannya. Salah satunya dengan menjalin kerjasama dengan Taman Wisata Candi Prambanan.
“Kami mempunyai Grab Venue yang berada persis di pintu keluar Candi Prambanan. Mitra bisa parkir secara bebas dan lebih nyaman untuk penjemputan penumpang,” ujar Managing Director Grab Indonesia, Ridzki Kramadibrata saat menggelar Temu Seru Mitra di Monumen Serangan Umum 1 Maret, Ahad (17/12/2017).
Managing Director Grab Indonesia, Ridzki Kramadibrata mengatakan dalam satu tahun kehadirannya di Kota Gudeg, mitra pengemudilah yang telah membentuk Grab menjadi penyedia layanan transportasi terpercaya di Indonesia.
“Pencapaian ini berhasil terwujud berkat peran serta Yogyakarta dengan 2.000 mitra pengemudi, sebagai salah satu dari 104 kota tempat kami beroperasi,” ujarnya.
Dalam perayanan ini Grab menganugerahkan penghargaan kepada 64 mitra pengemudi GrabCar dan GrabBike terbaik di wilayah Yogyakarta.Termasuk dalam penghargaan tersebut adalah hadiah berupa uang tunai, voucher belanja, hotel dan tempat wisata.
Selain mitra pengemudi yang telah menyelesaikan 20 perjalanan pada 11-17 Desember 2017 akan memperoleh satu kupon undian untuk memenangkan hadiah utama berupa satu unit motor. “Kami percaya bahwa mengedepankan taraf hidup mitra pengemudi akan mendorong mereka untuk memberikan layanan terbaik bagi penumpang Grab,” imbuhnya.
Terkait dengan pertumbuhan bisnis di Yogyakarta, Ridzki tidak mengungkapkan secara pasti, hanya mengatakan pertumbuhan di Yogyakarta tidak berbeda jauh dengan angka nasional. “Growth nasional mencapai 600% per tahun. Kami meyakini Yogyakarta juga tumbuh di kisaran angka tersebut, baik dari sisi mitra maupun pengguna jasa,” ujarnya.(bpp/tnc)
Senin, 11 Desember 2017
Pegowes Kalsel Nikmati Wisata dan Kuliner di Yogyakarta
Pegowes Kalimantan Selatan (Kalsel) yang tergabung dalam Ambapers Cycling Club melakukan gowes di Prambanan dan Borobudur, Gowes ini, bagi mereka merupakan pengalaman yang mengesankan dalam menikmati destinasi wisata dan kuliner di Yogyakarta.
Mereka melakukan gowes di Yogyakarta dan sekitarnya 30 NoVember sampai 4 Desember 2017.Selain bisa berkumpul bersama komunitas lain sesama pecinta sepeda di Yogjakarta, anggota ACC juga berkesempatan menjelajah beragam wisata dan kuliner khas setempat.
Ketua ACC, Zainal Abidin, menuturkan saat gowes ke luar pulau Kalimantan, ACC mengambil rute Yogyakarta-Borobudur dengan jarak sekitar 51 kilometer. "Rute yang asiik ditambah cuaca mendung jadi enak untuk gowes," kata dia.
Namun ada pengalaman yang didapat dua anggota ACC saat tur ke Yogjakarta, rombongan 17 orang hanya 15 orang yang berhasil sampai ke garis finish."Dua orang yang tidak bisa karena ban bocor, tapi tetap bisa bersilaturahmi di garis finish," kata dia.
Berikutnya di hari yang lain kata Zainal ACC juga merasakan gowes ke Prambanan dengan sejauh rute 20 kilometer.
Kenapa memilih Yogjakarta sebagai tempat gowes, Zainal mengaku kota tersebut sangat nyaman disinggahi untuk gowes. Apalagi komunitas gowes disana juga banyak jadi bisa santai bersama komunitas.
Selain menikmati pemandangan alam, kata Zainal para anggota juga tidak lupa mencicipi kuliner Yang seperti gudeg dan tengkleng gajah serta makan di jejamuran. "Waktu 4 hari 3 malam kita nikmati dengan wisata bersepeda. Semoga tahun depan 2018 kita ACC bisa merasakan gowes ke pulau Dewata Bali atau ke Luar," harap dia.
ACC yang dipimpin Direktur Utama, PT Ambapers dan juga sebagai penasehat ACC, Syaiful Adhar dan Direktur Nugroho memang terkenal rajin gowes. ACC yang angotanya semua karyawan PT. Ambapers memikiki anggota sebanyak 25 orang ini rutin tiap Jumat gowes keliling kota Banjarmasin.
"Biasanya kita gowes sambil sekalian menikmati kuliner yang ada seperti soto kuin jaya di belakang pos dan ketupat kandangan di Cendrawasih," lanjut dia.
Tidak hanya gowes rutin ACC juga sering ikut event yang mulai menjamur di Kalsel. Dengan jersey di dominasi warna hijau sudah biasa menganyuh pacal dengan parta goweser lain. ACC sendiri berdiri 26 Maret 2016 lalu tepatnya saat ulang tahun PT. Ambang Barito Nusapersada yang ke 12. (bpp/bpc)
Selasa, 05 Desember 2017
Inilah Makanan Khas Bandung yang Cocok Dinikmati Saat Hujan
Berkunjung ke Bandung, saat musim hujan, sangat tepat untuk berburu kuliner. Kota yang terkenal "surga" kulinernya ini, punya ragam kuliner khas yang cocok saat udara dingin.
Tak heran, Jokowi pun saat kunjungan kerjanya ke Bandung, menyempatkan untuk kulineran. Ia mencoba kupat tahu petis, dan kerupuk guyur.
Selain itu masih banyak lagi kuliner berkuah, juga pedas yang cocok untuk musim hujan di Bandung. Laman Kompas merangkum beberapa kuliner
yang dapat dinikmati saat-saat hujan:
1. Seblak
Kini siapa tak kenal kuliner pedas berkuah ini? Sejak awal kemunculannya di bumi Parahyangan, kuliner ini kerap dijadikan bahan tantangan bagi penyuka pedas.
Kuliner dengan bahan pokok kerupuk ini juga kian menyebar ke pelosok Jawa, hingga luar Jawa. Karena sensasi pedas, gurih dan hangatnya, kuliner ini jadi salah satu opsi terbaik dinikmati saat musim hujan.
Saat ini seblak bandung tak hanya berisikan kerupuk, mi, bakso, sosis saja. Namun, Anda bisa mencobanya yang berisikan ceker, tempura, kwetiauw, jamur, brokoli, wortel, hingga keju.
Cita rasa gurih pedasnya bisa Anda temukan di Seblak Deu Tjenghar di Jalan Purnawarman, Seblak Mg. Ogo di Gading Tutuka, Soreang, Seblak Dago, di Jalan Dago, dan banyak lainnya.
2. Mi Kocok
Semangkuk mi kuning, tauge, potongan kikil, dan sum-sum, diguyur dengan kuah kaldu sapi yang panas, bisa membuat siapa pun yang melihatnya mendadak lapar.
Kelezatan kuliner khas Bandung ini memang sudah tersohor. Kental kuah kaldunya berasal dari rebusan tulang dan daging sampi ber jam-jam. Tak heran rasanya "nendang".
Tak lupa potongan kikil yang kenyal, juga daging sapi yang empuk akan mengobati lapar Anda. Harga satu porsinya sekitar Rp 23.000.
Mi kocok bandung cukup banyak tersebar dan mudah dijumpai. Penjual yang sudah melegenda, di antaranya ialah Mie Kocok Persib di Jalan Ahmad Yani, Mih Kocok Mang Daeng di Jalan Banteng (KH Ahmad Dahlan) no 67, dan yang lainnya.
3. Bakso Cuanki
Jika Malang punya bakso khasnya, inilah bakso khas Bandung. Campuran bakso, pangsit, siomay, bakwan, dan tahu dalam satu mangkok, diguyur kuah berbumbu yang panas, siap menggoyang lidah Anda.
Bakso cuanki ini disajikan tanpa menggunakan mi. Ragam isian bakso tadi, hanya diguyur kuah dan ditambah seledri, juga bawang merah goreng. Anda bisa menambah sambal agar rasanya semakin mantap.
Satu porsinya berkisar Rp 15.000. Salah satu penjual cuanki yang sudah tersohor ialah di Jalan Serayu no 2, Cihapit, Bandung.
4. Rujak Cireng
Cireng yang terbuat dari sagu, disantap bersama sambal rujak yang pedas. Menjadi camilan nikmat di kala musim hujan.
Bumbu rujak dari cireng ini biasanya lebih cair dan merah dari rujak buah. Juga lebih sedikit menggunakan kacang, lebih seperti sambal uleg dengan jabai rawit merah juga cuka.
5. Batagor Kuah
Tak kalah dengan versi gorengnya, bagi Anda yang sedang tidak bisa melahap hidangan berminyak, inilah solusinya.
Batagor kuah sangat nikmat disantap saat kuahnya masih panas. Terlebih di tengah derasnya hujan.
Wujud batagornya tentu tak berbeda dengan versi goreng, olahan daging dan tepung dibalut renyahnya pangsit. Namun, kuahnya lah yang diberi sedikit bumbu seperti bawang putih sehingga menambah lezat.
Tempat menyantap batagor kuah ini biasanya juga menyediakan batagor goreng. Antara lain di Batagor Yunus, di Jalan Kopo 68, lalu Batagor Darto di Simpang Dago, dan masih banyak lainnya. (bpp/kpc)
Minggu, 03 Desember 2017
Mencari Restoran Halal di Hongkong
Berkesempatan pergi ke Hongkong, salah satu hal yang kemudian pertama terlintas di kepala saya mencoba berbagai wisata kuliner di sana.
Tapi ada satu kendala yang sempat terpikir, terutama bagi seorang muslim, yakni memilah mana makanan yang halal dan tidak. Misalnya, saat kita menghindari makanan olahan babi. Terkadang, melihat fisik makanan saja tak bisa menjadi patokan bagi kita menilai satu makanan tergolong halal atau tidak.
Tips pertama untuk memilih makanan halal adalah dengan memerhatikan sertifikasi halal pada restoran yang dituju.
Member Hong Kong Association of Registered Tour Co-ordinators, Carolus Chui mengatakan, saat ini jumlah penduduk lokal Muslim di Hongkong mencapai sekitar 95.000 orang. Restoran bersertifikasi halal pun sudah cukup banyak meski jumlahnya tak lebih dari 100 restoran.
Chui menjadi pemandu wisata di Hongkong. "Jumlah itu tidak sedikit, tidak juga banyak. Cukup, sesuai dengan jumlah penduduk Muslim," ujar Chui di Hongkong, Rabu (29/11/2017).
Jangan khawatir kesulitan menemukan restoran bersertifikasi halal karena destinasi wisata ramah Muslim tengah digalakkan oleh Pemerintah Hongkong dalam beberapa waktu terakhir.
Salah satunya bisa mencoba mengunjungi salah satu restoran masakan China bersertifikasi halal di bilangan Cheung Sa Wan Road, Sham Shui Po, Kowloon, yakni Ma's Restaurant. Kabarnya, pengunjung restoran ini tak melulu seorang Muslim namun juga masyarakat dari berbagai latar belakang agama.
Lokasi restoran tak sulit ditemukan karena dekat dengan Stasiun Sham Shui Po dan pusat perbelanjaan Sham Shui Po.
Sejumlah lembaran tanda sertifikasi halal terpampang di dinding keramik berwarna biru di Ma's Restaurant. Lembaran tersebut terlihat saat memasuki restoran.
"Tidak semua karyawannya Muslim tapi saya punya standar untuk para chef memasak masakan," kata pemilik restoran, Tuan Ma.
Jika kesulitan menemukan restoran-restoran bersertifikasi halal, kita juga bisa melihat referensinya dari situs resmi Hong Kong Tourism Board.
Beberapa restoran yang dicantumkan di antaranya restoran masakan India, The Great Indian Kebab Factory di Wellington Street, Central, Hong Kong Island hingga Spice Restaurant, restoran masakan Asia yang terletak di kawasan Tsim Sha Tsui, Kowloon.
Namun, seringkali pada restoran-restoran tersebut banyak ditemukan menu dengan olahan daging babi.
Jangan khawatir, karena masyarakat setempat sangat terbuka jika ditanya. Hal itu juga diungkapkan Laksmi, salah seorang tenaga kerja asal Indonesia yang tinggal di Hongkong.
Menurutnya, masyarakat akan dengan terbuka menyampaikan bahwa sebuah makanan halal atau tidak. "Orang-orang di sini baik, kok. Pada tahu kita," kata Laksmi.
Tapi, tak semua pegawai di restoran-restoran di Hongkong menguasai bahasa Inggris. Terlebih di restoran yang masih bersifat tradisional.
Seperti restoran tempat saya menikmati hidangan Dim Sum, Lin Hrung Kui yang terletak di Des Voeux Road West, Seung Wan, Hongkong.
Langkah paling bijak saat melancong ke Hongkong adalah ditemani dengan pemandu lokal. Seperti yang saya dan rombongan lakukan.
Jadi, tidak merasa kesulitan lagi kan memilih makanan halal di Hongkong?
Sabtu, 02 Desember 2017
Festival Jengkolpun Diserbu
Jengkol saat ini semakin populer. Makanan yang Identik dengan bau tak sedap ini dulu kerap dihindari atau ada juga yang suka tapi tak mengakui. Namun kini ternyata dapat diola dengan berbagai variasi dan malah ada yang menyelenggarakan festival.
Pertengahan November lalu menyelenggarakan gelaran yang diberi tajuk Festival Jengkol Indonesia. Berlangsung di akhir pekan, di pertengahan November 2017, festival tersebut mendapat antusias cukup besar dari publik. Gelaran ini digelar untuk kali pertamanya di Bellanova Country Mall Sentul, Bogor.
gkol kini makin menanjak popularitasnya, yang dapat dilihat dari aneka olahan jengkol yang sedemikian rupa dari mulai semur, gulai, rendang hingga tak ketinggalan burger dan steak jengkol.
Para jengkol lovers berdatangan untuk menikmati semua kreasi peserta lomba. Bahkan, sejak pagi pukul 10:00 WIB, para penikmat jengkol sudah ramai memadati lokasi. Padahal, stand atau booth stall penyedia aneka makanan olahan jengkol masih belum banyak yang buka. Pengunjung hanya bisa menemukan stand sate jengkol, steak jengkol dari Cafe Grands Food Cibinong, serta Green Spot Healthy Cafe yang menyajikan burger jengkol.
"Saya enggak mengira kalau jam 10:00 orang-orang sudah pada antre. Padahal festival ini awalnya buat lucu-lucuan, dari obrolan biasa, terus jadi viral di media sosial," ujar penggagas Festival Jengkol Indonesia, Dwi Kartika.
Ramainya pengunjung mulai berkurang karena mereka mendapati sedikitnya booth stall. Namun, suasana kembali riuh saat diadakan lomba masak dengan jengkol sebagai bahan utama.
Pengunjung berlomba menyicipi olahan jengkol karya peserta lomba masak. Festival Jengkol Indonesia seolah hadir buat para pencinta makanan yang identik dengan bau tak sedap ini. Gelarannya bisa jadi lebih maksimal jika diseriusi.
Ketua panitia, Kamila sendiri mengakui festival belum maksimal. Beberapa pihak yang diundang untuk mengisi stand masih merasa ragu untuk meramaikan acara. Ia pun berharap pada festival berikutnya, acara akan lebih ramai. "Dalam gelaran ini, kami ingin bisa merangkul jengkol baik hulu maupun hilir, dari petani jengkolnya dan produsen makanan dari jengkol," tambah Kamila. (bpp/cnni)
Langganan:
Postingan (Atom)